Menempuh Perjalanan Panjang Penuh Lika - Liku Mengemban Kesan Bersama Astra

"Kini ia Tak lagi seperti dahulu yang di penuhi dengan Lobang-lobang
Genangan air di tengahnya, yang di lapisi Tanah liat beragam warna di
sekelilingnya, ia mengemban Asa penuh Cerita Bersama Astra".
Jalan Panca usaha di salah satu sudut kota palembang
yang menjadi saksi perjalanan Astra sejak 6 Dekade Berkiprah. 
( Dok.pribadi )
Pada Tahun 1997 Tepat pada bulan Desember Tanggal 16 Di Jam 19:13 BBWI saya di lahirkan, Saya di lahirkan di salah satu Bidan yang ada di Kota Palembang, Yang terkenal Sebagai Kotanya Pempek, Kalau orang luar sih biasa Nyebutnya bukan Pempek Tapi Empek - empek.

Dedek, itulah nama panggilan akrab Keluarga terhadap saya, Saya merupakan anak pertama Dari 4 bersaudara, Adik saya yang nomor 3 sayangnya sudah terlebih dahulu berpulang, Dan kini kami hanya tinggal 3 Bersaudara, Kami di lahirkan di dalam sebuah keluarga sederhana, yang bermukim di kota Palembang.

Kehidupan kami di masa lalu sangat menyenangkan, Walaupun Rumah kami Bersebelahan dengan Hutan, tapi Kami tidak takut dan tidak begitu memikirkan Bahaya, Karna waktu itu kami hanya berpikir main, Bersenang - senang, dan tertawa ceria bersama Teman - teman, di pikiran kami sedikitpun tidak terlintas akan bahaya yang setiap Detik Memantau kami.

anak - anak Kecil seperti kami hanya memikirkan Bermain, Berteman, Tertawa, Dan yang paling penting bahagia. Walau begitu kami juga tidak melupakan pendidikan, Bagi kami Pendidikan atau sekolah Bukan hanya Tempatnya Belajar, maupun mencari ilmu, Tapi sekolah sudah kami anggap sebagai Tempat Kedua yang Paling mengasyikan Dan paling indah setelah Rumah.

Setiap pagi menuju sekolah, saya selalu di antar oleh ayah dengan menggunakan tunggangan Favoritenya, ialah Sepeda Tua yang kini Lambat laun semakin hari semakin sulit di temui. dengan menyusuri seluk beluk jalan setapak yang di hiasi pepohonan liar di pinggirnya, ayah ku terus menggayung sepeda Tanpa Memikirkan Bahaya yang ada di balik semak - semak Jalan setapak yang ia lalui.

Kota yang kami tinggali ini Tak seperti dulu di Tahun 2003, yang kini semakin maju dan berkembang, Mulai dari Fasilitas umum yang selalu di perbaiki dan di Tambah setiap Tahunya, Teknologi yang mempermudah kami dalam menjalankan aktifitas, Muncul nya Berbagai macam sarana dan Prasarana guna kepentingan masyarakat.

Kami sangat terbantu akan hal tersebut, Mengingat Banyaknya Kebutuhan masyarakat yang semakin hari semakin banyak membutuhkan Layanan yang lebih baik dan pasti. Benar saja kini telah muncul berbagai macam layanan masyarakat yang berkonsep kan Layanan Finansial, yang Terkhusus kan untuk Masyarakat Luas tanpa membedakan Tingkatan Ekonomi Menengah atas atau pun ke bawah, Kini kami dan keluarga semakin terbantu dan Legah oleh adanya Layanan finansial tersebut, Mengingat banyaknya Aktifitas yang ada di masyarakat umum, Yang membutuhkan Berbagai Macam Perlidungan Serta kenyamanan dalam menjalankan Aktifitas sehari - hari.

Salah satu Layanan Finansial yang menitik beratkan Pada kesejahteraan Dan Perlindungan Hidup bermasyarakat, Dan telah mengambil peranan penting Dalam mesejaterahkan Bangsa, adalah Astra Life ( Asuransi Jiwa untuk mencintai hidup ). Dengan layanan Terpadu yang ia berikan, Astra Life kini telah menjadi salah satu Layanan Finansial yang menjadi Kepercayaan serta Favorite Sebagai Jawaban Bangsa selama ini.

Dan kini Astra Life Juga bukan hanya memberikan Layanan Terpadu dan Layanan terbaik mereka dalam mesejahterahkan kehidupan bermasyarakat, Astra Life Juga kini menyediakan berbagai macam produk Perlindungan Serta perencanaan yang di Rancang Khusus untuk Perusahaan, agar dapat mensejahterahkan Para karyawanya.

Dengan adanya Layanan Finansial berupa Asuransi yang di Usung oleh PT Astra Aviva Life ( Astra Life ), Kini Masyarakat Indonesia tidak perlu Risau dan Khawatir lagi untuk menjalankan Aktifitas yang di Tunjang Oleh Berbagai macam Resiko yang selalu menghantui mereka. Astra Life membawa Filosofi Berbeda dalam memandang bagaimana Seharusnya Asuransi dapat melindungi Masyarakat, Dan hal inilah yang selama ini Astra Life lakukan, Mengajak orang indonesia untuk lebih bisa mencintai hidup Tanpa perlu Khawatir akan segala resiko yang ada.

"Sepenggal Kisah di Masa lalu" Riduan, Itulah sapaan orang - orang terhadap ayah ku, Beliau merupakan Ayah dari Tiga orang anak yang dari kecil hidup di keluarga sederhana. Dari kecil Beliau Sering Bercerita kepada saya bahwa ia dahulu sering Berdagang Pempek  ( Empek - Empek ) menelusuri Sempitnya jalan Kota, Dari Pagi Hingga datangnya Sore. Beliau lakukan hal tersebut karna kendala orang Tua yang hidupnya juga Serbah Berkecukupan, Kata beliau "Jangankan mau Jajan di warung, Makan aja kami hanya dua kali sehari, Lauk dan Nasinya pun harus di bagi adil, karna waktu itu ayah Selalu makan bersama dengan Nenek & Kakek mu, sama 7 Saudara ayah" Ungkap beliau Bercerita kepada saya.

"Hidup Ayah dahulu memang serba Berkecukupan, Waktu Luang Ayah, Ayah gunakan untuk memancing ikan di Rawa - rawa, Kalo dulu sih enak ikan besar- besar, jadi ayah dan nenek bisa sedikit menghemat pengeluaran Uang belanja" Tuturnya berbagi kisah tentang masa kecilnya.

Beliau sekarang bekerja sebagai Pedagang, Dan memiliki Beberapa kerja sampingan, Beliau berangkat Jualan dari Subuh Pulangnya Malam, Karna Konsep Berdagang yang ia jalankan Bukanlah sebagai pedagang tetap seperti warung, Tetapi beliau Berdagang ketika ada Acara atau Event - Event tertentu saja, Kalau gak ada ya terpaksa Libur dulu.

Beliau Mempunyai Kerja Sampingan sebagai Pelukis karna ia dulu pernah menempuh pendidikan Seni Rupa. Beliau bercerita awal mula ia bisa melukis di awali dari Hobbinya yang suka Gambar.

salah satu karya Beliau yang terpampang
di Ruang Tamu (Dok. pribadi )
"Dulu sempat terbesit di pikiran ayah untuk menjadi seorang pelukis, Karna itu ayah Berinisiatif untuk mengambil Jurusan Seni Rupa, Kebetulan Teman - teman ayah juga punya pemikiran sama seperti ayah ingin menjadi seorang Pelukis yang sukses, Ayah pun sempat Berbincang - bincang dengan teman - teman, bagaimana caranya kita bisa sukses dengan mengambil seni Rupa ini"

"Waktu itu ada salah satu Teman ayah Menuturkan Pendapat, Bagaimana kalo kita berangkat ke Jogja aja, Kita kuliah di sana ambil Jurusan Seni Rupa lagi, Biar kita Bisa sukses kayak sih Affandi, Yang pelukis Indonesia Paling terkenal berasal dari Yogyakarta itu loh" Ujar Temanya.

Beliau pun Mengobrol dengan orang Tua supaya mendukungnya untuk kuliah di Jogja, Tapi sayangnya Ibu dan Bapak Kurang setuju kalo ayah Merantau Kuliah di Jogja, Mereka bukan tidak setuju kalo ayah kuliah di sana, Tapi lagi - lagi Faktor Ekonomi lah yang menjadi alasan mereka untuk Tidak Mendukung ayah kuliah di Jogja.

"Ayah kecewa pada saat itu, Walau begitu ayah tetap Nekat Berangkat Ke Jogja Bersama Teman - temannya, Walaupun pada saat mau berangkat ayah hanya bawa Uang Rp 1.200 Perak lebih Dengan keinginan kuat yang di pegangnya, ayah tetap mau berangkat"  Ungkapnya dengan sedikit senyuman di Bibirnya.

Dengan Mimik wajah yang kurang enak di pandang, Dan sepanjang Perjalanan Menghirup berbagai macam bau tidak Sedap ketika mereka duduk bersama di Kap Belakang Mobil bekas hewan ternak, yang merupakan Pabrikan dari PT Astra International Tbk yang berdiri dan Berdedikasi Untuk Negeri Sejak Tahun 1957 Silam.

Akhirnya merekapun Tiba di Jogja dengan menumpang Mobil orang. Mereka bersama tinggal di salah satu Kos-kosan yang ada di Yogyakarta. "Kos-kosan ayah pada waktu itu Kecil, Kecil banget, Tidurpun sempit-sempitan, ada yang tidur di kolong kasur, ada yang tidur di Di lantai, Ada juga yang tidur di Kursi karna gak kebagian Tempat tidur"

Kamar Kos tempat mereka berteduh pada saat mereka
merantau Kuliah di Jogja ( Dok. pribadi )
Salah satu sudut kota Yogyakarta yang mereka Hinggapi
pada saat usia beliau masih terbilang Remaja
( Beliau yang Baju berwarna Merah Kotak" ) ( Dok. pribadi )
Ketika Beliau dan Teman - Teman Seperjuanganya,
Bermain Di Waktu Senggang salah satu sudut
Kota Yogyakarta ( Dok. pribadi )
Sekitar Pada Tahun 1993 Beliau kembali lagi ke Palembang, Karna Beliau tidak sampai Lulus dari Kuliah seni Rupa yang ia tempuh, Beliau Menuturkan kepada saya "Waktu itu Ayah gak sampai Lulus dari Kuliah Seni Rupa di Jogja, karna ayah gak punya uang untuk bayar Uang Kuliah, Jangankan Kuliah, Bayar Kos-kosan aja Ayah gak sanggup, Uang saku ama Makan aja kami harus banting tulang dulu, Kesana - kesini ikut Pameran Lukisan, agar bisa dapat uang saku"

 Beliau Dan teman seperjuanganya Ikut Pameran
Lukisan di Bazar - bazar dan salah satu Museum
Di Yogyakarta ( Dok. pribadi )
"Coba aja kalo waktu itu Ayah sampai lulus kuliahnya, mungkin sekarang Ayah sudah jadi Pelukis Terkenal. Teman Ayah yang waktu itu ikutan Merantau ke Jogja dengan ayah, juga banyak Dek yang sudah Sukses, Ada yang jadi Pelukis Sukses di Jogja, ada yang Jadi Guru, dan ada Juga yang jadi Dosen, dan mereka semua ambil bidang yang sama seperti ayah, sebagai pengajar  "Seni Rupa".

"Ayah Juga waktu masih Remaja dulu pernah jadi Tukang Becak, Tukang Ojek, Tukang Buat Lemari, Dan sekarang ya hanya Berjualan, Dan ada Sedikit Kerja sampinganlah untuk sedikit mengisi Waktu Senggang". Begitu banyak Pengalaman. "Entah mungkin sekarang ayah tidak bisa sama sekali melukis kalo tidak ada Tumpangan Mobil Pic Up ( Buatan PT Astra International Tbk ) Yang beberapa Tahun silam mengizinkan kami untuk ikut Demi mengemban Pendidikan Dan Mengejar Cita - cita di Jogja"

Beliau sekarang Bekerja Sebagai Pedagang Makanan Ringan, Dan juga punya kerja sampingan Sebagai Pelukis, Kalau ada yang Minta Buatin Lukisan ya Beliau Juga siap mengerjakannya.

Lukisan Bertemakan Pemandangan Karya beliau
yang kini hanya menjadi Hiasan Ruang Tamu ( Dok.Pribadi )
Kali ini sama Lukisan Bertemakan Pemandangan Juga yang
Merupakan Lukisan Karya Beliau yang Terpajang Rapi
Di Ruang Tamu ( Dok.pribadi )
Ibu Dan ayah saya menjadi pedagang kaki lima Sejak Tahun 2005 sampai saat ini, Dulu ibu sempat bekerja di PT Namun berhenti, karna PT Nya sudah tidak beroperasi lagi, Dan Ayah dulu pernah Buka warung Kecil - kecilan di Dekat Rumah, Namun akhirnya Berhenti juga, Karna Warung kami pada saat itu Sering Kemalingan.

Penampakan Warung Kami yang kini semakin usang dan
hanya menjadi sebagai Sejarah Hidup dalam membantu
Perekonomian Keluarga pada kala itu ( Dok.pribadi )
Berkat Jerih payah dan Kerja kerasnya Dari Berjualan yang di barengi dengan Kerja sampinganya yang cukup melelahkan, Di penghujung Tahun 2013 Beliau akhirnya bisa membeli sebuah Sepeda Motor, Kami semua sangat senang pada saat itu, "Alhamdulilah Kita bisa beli Motor, Inilah satu-satunya Tunggangan yang kita punya Dek, jadi Rawat betul - betul, jangan lupa kalo motornya Kotor di cuci". Sepenggal kalimat dan Amanah dari ayah yang saya ingat betul pada saat itu.

Setiap mau pergi ke sekolah, Saya selalu sempatkan waktu Untuk Bertugas memanaskan Motor Beat tersebut, Supaya Motornya Gak Rusak dan Nyaman di Tunggangi. Setiap Pagi dan setiap hari, saya selalu di Temani Oleh Kendaraan ini. Mulai dari ke sekolah, Mengantarkan Makanan untuk Ibu yang sedang berjualan, Mengantar Adik ke sekolah, Dan Rutinitas yang biasa kami lakukan Dengan Satu-satunya Kendaraan ini.

Sih Honda Merah Tunggangan yang senantiasa
Setia dalam membantu kami dalam menjalankan Aktifitas Dan
Menemani Di Kala Orang Tua Mencari Nafkah ( Dok.pribadi )
Di Hitung Dari Tahun 2013 Hingga sekarang, Motor "Honda Beat" ini, Sudah banyak mengemban Kesan dari Tahun Pembelian Pertama Hingga sampai sekarang, Dari awal Mula Kedatanganya, Hingga "Perjalanan Penuh Inspirasi" Bersamanya. Kendaraan ini adalah satu-satunya, Tunggangan yang setia selalu menemani kami, Serta Berperan penting dalam Membantu Perekonomian Keluarga, di kala Mencari Rezeki Dan Menempuh pendidikan. Entahlah, Susahnya kami dalam Beraktifitas, kalau motor ini tidak ada. "mesinya pun tidak pernah Mewek dari dulu hingga sekarang, Tetap seger"

Tepat di pertengahan Tahun 2015, Dengan Ribuan Pengalaman Serta Kerja sampingan yang banyak ia lakukan, Beliau sapaan untuk ayahku, Menabung dikit - demi sedikit untuk membeli sebuah kendaraan Roda Empat, Walau Motor yang kami Gunakan ini, masih Terbilang Nyicil, Tapi Kata Beliau "Jangan di jadikan beban, Terus Berdoa dan trus Berusaha Terus aja" Ujar beliau kepada Ibu saya.

Tepat Di awal Tahun 2016, Berkat Jeri payahnya dari Tahun ke Tahun menempuh berbagai macam Kendala yang ia hadapi ketika Berjualan Di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Kami biasa Menyebutnya Dengan GOR, Akhirnya Beliau mampu membeli sebuah Mobil, walau mobil tersebut terbilang tidak baru Dan masih Nyicil Juga, Tapi kami Bangga sekaligus kagum terhadap jeripayah Beliau, Dari Awal Mula ia Tidak memiliki apa-apa, Hingga sekarang ia bisa membeli sebuah Mobil "Toyota Avanza" Dan Motor "Honda Beat", yang di Produksi oleh Astra Daihatsu.

Tunggangan Kedua yang menjadi Tulang Punggung Nomor
Tiga keluarga di kala mencari Rezeki dan setia menemani
Sekaligus menjadi Teman Beliau ayahku dalam kerja
sampinganya sebagai Taxi Online ( Gocar ) ( Dok. pribadi )
Sekarang Beliau sapaan untuk Ayahku, Kini berkerja sebagai Pedagang yang Beroperasi di Gelora Sriwijaya, Beliau Juga mempunyai kerja sampingan sebagai Taxi Online di kala ia Libur dari Berjualan, Beliau Juga Mempunyai beberapa skill yang cukup Mumpuni, yang ia Manfaatkan Untuk menambah sedikit Pemasukan Uang Kas keluarga. Salah satunya adalah Melukis, Dan Tukang Pengrajin, Yang biasanya membuat Lemari, Papan tulis, Dan Bangku - bangku  untuk sekolah - sekolah, yang memesan Jasa Kepadanya. Tapi sayangnya Kini Bisnis Pengrajin tersebut sudah tak lagi beroperasi karna Berkurangnya minat Masyarakat terhadap Pengrajin Lemari. Yang akhirnnya banyak Pengrajin Lemari Lain Juga Ikut Tersapu Oleh Zaman.

Pesanan Papan Tulis salah satu SMA di Kota Palembang,
Sebagai Kerja Sampingan Beliau yang kini Sepi Orderan
Terhitung dari awal Tahun 2016 hingga sekarang tidak
bertemu peminat baru ( Dok.pribadi )
Mengingat beberapa Cerita Dan Perjalanan Hidup yang penuh dengan lika - liku dan Perjalanan Penuh Inspirasi bersama tunggangan kesayangan "Honda", yang Beliau Lewati demi Memperbaiki Nasip serta Menghidupi keluarganya.

Beliau juga pernah mengemban Bisnis sampingan yang di dasari Faktor Ekonomi Keluarga Kami yang semakin Menurun akibat Aktifitas Berjualan Mereka yang Di Berhentikan sementara, Akibatnya mau tidak mau Keluarga kami harus memutar Otak bagaimana Cara mendapat Uang Tanpa Bergantung dari Jualan Tersebut. Sungguh sangat di sayangkan mengingat itu adalah Pekerjaan yang sudah mereka Lakoni sejak Tahun 2005 Silam.
Lapangan Tembak Tempat Orang Tua ku Mengais Rezeki Yang
kini Sepi Pedagang, Yang di Barengi Pengunjungnya juga mulai
ikutan Sepi karna tidak ada Aktifitas Dagang, Tempat biasa
mereka mengisi Dahaga Dan Makan Cemilan.

Poto yang di ambil beberapa Bulan Silam, Sebelum Beliau
orang Tuaku Di Berhentikan Aktifitas Dagangnya untuk
sementara Waktu, Mereka Juga menyewakan Karpet Mini
untuk para Pengunjung ataupun Wisatawan Lokal, Untuk
sejenak Bersantai menghirup udara Segar sambil
melihat Indahnya Pemandangan Danau pada waktu itu.
Dengan Uang Jajan yang selalu saya sisihkan untuk menabung, saya Pun kepikiran pada saat itu untuk membuka sebuah usaha, Guna Sebagai Uang saku dan Meringankan sedikit beban Keluarga. Akhirnya dengan pemikiran yang cukup matang, dan sedikit berdiskusi dengan Orang Tua, akhirnya saya memutuskan untuk membuka Rental PS ( Playstation ).

Rental PS Yang saya jalankan, Tepatnya di samping Rumah bekas Warung Kami dahulu, yang berlokasi di Kecamatan Seberang Ulu 1 / Jln.Panca usaha, Kini sudah Jarang beroperasi, Karna saya harus Berkuliah, Dari Pagi Pulangnya Sore. Jadi Rental Playstationya saya Buka kalau ada Orang yang mau Main saja.

Melihat anak - anak yang Tertawa Lepas ketika bermain PS, Mengingakan saya pada 10 Tahun yang lalu ketika saya masih duduk di bangku sekolah Dasar, begitu bahagianya Bermain bersama Teman, Berbagi Kisah dan cerita kepada Teman - teman sebaya.

Pemandangan Di pagi hari melihat kedua anak ini bermain
Playstation, Walau hanya dua orang saya tetap senang,
dan terhibur akan kehadiran mereka yang mengingatkan
saya pada masa kecil dulu. ( Dok. pribadi )
Terlepas dari itu, Masa Kecil yang kami lalui sungguh menyenangkan, Berbagai Macam Permainan yang Telah kami lakukan, dan yang Paling berkesan adalah ketika kami Bermain "Hitung jenis Motor". Di umur saya yang menginjak 12 Tahun pada saat itu, Kami bersama Duduk Di pinggir jalan, Dan memulai permainan, Konsekuensinya dengan memilih salah satu Jenis Motor untuk di jadikan Bahan permainan, Peraturanya yang kalah bakal kena Jitak, Dan Jenis Motor Pilihan di antara kami yang paling banyak Lewat Itulah Pemenangnya, dan kami di haruskan Hormat terhadap Motor yang menjadi Unggulan masing - masing ketika lewat di hadapan kami semua, Sungguh permainan Konyol yang mengasyikan pada masa itu.

Kami hanya bermain lima orang saja pada saat itu, Dengan Muka yang Sumberinga, akhirnya kami menentukan motor apa saja yang bakal menjadi Unggulan masing-masing di antara kami. Teman pada saat itu kebanyakan Pilih Motor Honda, Ujar mereka "Pokoknya saya Pilih Motor Honda Dan ada juga yang bilang pokoknya saya pilih Motor Astra Honda, Lah jadi gimana dong semua pilih Honda"

Jalan Yang di Penuhi Lobang dan Tanah Liat yang kini Mulai
berevolusi menjadi jalan beraspal, Jalanan yang biasa kami
jadikan sebagai permainan ajang Hitung Jenis Motor tat
kala itu, yang kebanyakan di lewati Oleh Motor Honda,
ketika masih SD dulu. ( Dok.pribadi )
di Sore hari yang Hampir menjelang Magrib, Akhirnya kami tidak jadi bermain Hitung Jenis Motor tersebut, Karna kebanyakan dari Kami Pilih Motor Honda semua, Karna kami semua tahu Rata - rata di jalan yang biasanya menjadi Tempat lalu lalang Kendaraan ini, Rata - Rata Motor Honda semua, Mulai dari Motor Honda CB 100, Honda CB 175, Honda GL 100, Honda Astra, Dan yang langganan Lewat jalan ini Motor Honda GL Pro. Setiap hari duduk di pinggir jalan, ketika bermain hitung Motor, Kami selalu Menemui Motor - Motor Honda tersebut, Lebih banyak jika di bandingkan Jenis Motor lainya.

Honda Supra fit Salah satu sejarah "Honda" yang menjadi
Tunggangan Paman ku dari saya masih SD, Yang gencar -
gencarnya Melakukan permainan Hitung jenis Motor
sampai sekarang saya sudah Menduduki Bangku Kuliah,
"Umur Boleh Tua tapi Kwalitasnya masih tetap
Terjaga Hingga sekarang". ( Dok. pribadi )
Flashback Dari masa lalu memang banyak mengemban Kesan, yang di barengi dengan berbagai macam Permainan masa lalu yang Kini Tergerus oleh Zaman. Permainan yang telah menjadi Ciri Khas tersendiri untuk anak - anak di Zaman Old kini semakin hari sudah jarang di Temui.

Dari sepenggal Kisah Hidup tersebut, Amat di sayangkan memang, mengingat Kegiatan berdagang, adalah sumber mata pencarian utama keluarga kami, Tak sekedar sumber mata Pencaharian keluarga saja, Kegiatan berdagang tersebut sebenarnya sudah lama ada di sekitaran Gelora Sriwijaya, yang di bangun 1 Januari 1998, Dan Mulai di Buka pada Tahun 1 Januari 2004. Kegiatan berdagang di seputaran Gelora Sriwijaya sudah menjadi Pelengkap Tersendiri bagi Turis Lokal Dan Mancanegara, mengingat kadang kala mereka juga merasa Haus dan Lapar ketika menikmati Keindahan Alam sekitar yang ada di Lingkungan, Yang Terkenal sebagai Stadion Jakabaring Gelora Sriwijaya tersebut.

Walau sedikit menanggung Rasa Kecewa, Beliau Orang Tuaku tetap Tersenyum karna di Tahun 2018 Nanti akan di selenggarakan Asian Games di indonesia pada Tanggal 18 Agustus 2018 - 2 September 2018 nanti, Di Beberapa Tempat yang ada di Indonesia, dan salah satunya di Kota Palembang.

Sedikit Hilang Rasa kecewa mereka Tat kala mendengar kabar Gembira tersebut, karna GOR Sebagai Tempat mereka Mengais Rezeki selama Bertahun - tahun, akan di jadikan salah satu Tuan Rumah Penyelenggara Asian Games Salah satu Event Olahraga Terbesar di Asia.

Tak tanggung - tanggung Asian Games kali ini mendapat Gelontoran Dana Sponsor mencapai 57 Juta Dollar AS atau setara Rp 771 Miliar untuk mendukung Penyelenggara Asian Games 2018. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga Ketua Dewan Pengawas Asian Games 2018, Menyambut Baik Komitmen Dari Perusahaan - perusahaan tersebut.

Terlebih lagi, Astra jadi salah satu sponsor utama Asian Games 2018 bersama Sembilan Perusahaan Swasta Lainya. PT Astra International Tbk yang di wakili Chief of Corporate Communication, Social Responsibility and Security Astra Pongki Pamungkas bersama ketua panitia Nasional Penyelenggara Asian Games XVIII/2018 (INASGOC) Erick Thohir di Kantor Wakil presiden di jalan medan merdeka, Jakarta Pusat. Penandatanganan Nota kesepahaman itu di saksikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Menteri pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Tono Suratman, Dan Pejabat Terkait, Rabu (6/12).

Penandatanganan Sponsor Prestige Asian Games 2018
yang di saksikan Wapres dan Menko PMK  
( image: kemenkoPmk.go.id )
Penandatanganan kerja sama Sponsorhip ini menunjukan kepercayaan dan Dukungan Optimal dari kalangan badan usaha. Baik nasional, Swasta, dan Bisnis Internasional terhadap kesuksesan Asian Games 2018, Kata Erick dalam Sambutanya.

"Saya berterima kasih kepada saudara-saudara semua yang berkomitmen menyukseskan Asian Games Kali ini, seperti yang kita tahu, Asian Games akan di tonton lebih dari 4 Miliar orang dan ini menjadi kebanggan untuk bangsa kita", Tutur Jusuf Kalla dalam kata Sambutanya di kantor Wakil presiden, Jakarta Rabu (6/12/2017).

JK bangga dengan Perusahaan - perusahaan yang ikut andil dalam Menyukseskan Asian Games kali ini, Terlebih lagi dengan Astra, Wapress Jusuf Kalla Bangga dengan PT Astra International Tbk yang Berkomitmen Serta Berdedikasi Tinggi untuk Sukses Bersama Bangsa, Sesuai dengan Catur Dharma yang menjadi Filosofi Astra dalam "Perjalanan Penuh Inspirasi" Sepanjang perjalananya sejak Tahun 1957.

Beralih dari Dedikasi Astra di Asian Games 2018, Tepat pada 20 Februari lalu, Astra Genap 60 Tahun dalam menginspirasi Negeri, setelah Enam dekade berkiprah yang di landasi oleh Filosofi Catur Dharma. Astra telah mencoba menginspirasi indonesia melalui Produk dan Layanan Karya anak bangsa, sumber daya manusia yang unggul serta Kontribusi sosial yang berkelanjutan bagi bangsa dan Negara.

Berkat Dedikasinya yang tinggi Terhadap Bangsa, tidak di pungkiri lagi bawasanya  PT Astra International Tbk, sudah menjadi Jawaban Penuh Inspirasi Bangsa Selama Ini. Astra Menunjukan Dedikasi bukan sekedar Pecitraan semata.

Seperti Kemarin Pemerintah ( Pemkot-red) Palembang menerima Bantuan berupa satu unit motor sampah dari Astra Palembang Saat melakukan kegiatan Astra Green Lifestyle di Kambang Iwak, Minggu ( 16/10 ).

Pemkot Palembang terima Bantuan Motor Sampah dari Astra,
yang biasa kami sebut sebagai Caesar
( Image : Haluansumatera.com )
Motor sampah ini nantinya akan di gunakan untuk daerah sekitar Kambang Iwak. Tidak hanya itu, Grup Astra Palembang melalui Insan Astra juga melakukan Pengecatan Kembali dan perbaikan di Taman Kambang Iwak yang merupakan salah satu Ikon Masyarakat Kota Palembang.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Palembang mengucapkan terima kasih kepada Astra Dan sangat menyambut baik kegiatan Astra Green Lifestyle, Yang sudah peduli Terhadap Lingkungan sekitar Kota Palembang untuk menerapkan Gaya hidup Ramah lingkungan.

Selain di ajak untuk Mencintai Lingkungan dan Hidup sehat, lebih dari 700 Insan Astra tat kala itu, di ajak untuk aksi Senam Jantung Sehat. sebagai Contoh Gaya hidup sehat itu Harus Rajin berolahraga dan Penting juga untuk Menjaga Lingkungan Bersama.

Terhitung Sejak Tahun 1957, Astra senantiasa mendedikasikan Karyanya untuk Kemajuan bangsa indonesia, Sejalan dengan Filosofi Perusahaan dalam Catur Dharma. Astra Telah mencoba Menginspirasi Negeri melalui produk dan layanan karya anak bangsa, Sumber daya manusia yang Unggul serta Kontribusi yang berkelanjutan bagi bangsa dan Negara.

Mengingat Enam Dekade PT Astra International Tbk telah Berkiprah yang di landasi oleh Filosofi Catur Dharma, Kini Astra sudah menjadi Pelopor Perubahan, yang paling berpengaruh dalam Mensejahterahkan dan membangun Bangsa. Baik dari segi Sumber Daya Manusia ( SDM ), Berkontribusi pada Masyarakat, Lingkungan, Dan Karyawan, dengan menciptakan keseimbangan antara kepentingan bisnis, sosial, dan lingkungan. Serta Mengedepankan Produk dan Layanan yang Berkualitas unggul untuk Negeri Guna memberi Manfaat bagi masyarakat luas.

Banyak yang Astra berikan untuk negeri ini yang mungkin jarang terhendus oleh lapisan masyarakat.

PT Astra International Tbk, Prinsip yang mereka jadikan sebagai Komitmen Dalam Mensejahterahkan Bangsa yang di landasi Filosofi Catur Dharma Sejak Tahun 1957, Bukan hanya berimbas Terhadap masyarakat Luas saja, melainkan Juga Telah berimbas Terhadap Masyarakat kecil seperti kami yang Ekonomi nya Semakin membaik, Berkat Produk Berkualitas Dan Tahan lama yang di barengi dengan Harga yang cukup Bersahabat, Astra sebagai Pelopornya, sudah banyak Menularkan Dampak Positif nya yang Berkelanjutan dari masa ke masa bersama Lapisan Masyarakat, Mulai dari menengah ke atas sampai menengah ke bawah sekalipun.

Genap 60 Tahun sudah Astra Bersamaan dengan Filosofi Catur Dharma dalam Menginspirasi Negeri Atas Karya dan Kerja Nyata untuk Kemajuan Bangsa.

Terima kasih Karna Telah menjadi bagian dari sekian banyak Pengalaman Hidup dan Menjadi bagian sejarah Lika - Liku dalam Kehidupan Keluarga Dan Masyarakat Yang Terhitung dari Beberapa Puluh Tahun yang lalu Hingga sekarang dalam menginspirasi Negeri. Terima kasih Telah membuat Karya yang berkualitas serta Berkelanjutan yang di barengi dengan Harga Bersahabat untuk Kami semua terutama Masyarakat Kecil. "Berkembang Menyicipi Asam dan Gula Bersama Astra".

Sudah sepantasnya PT Astra International Tbk mendapat Apresiasi lebih Dalam Perjalanan penuh Inspirasi yang ia Lakoni dalam Mengukir Karya serta Sukses Bersama Bangsa.

Selamat Ulang Tahun untuk PT International Astra Tbk yang memasuki Usia Genap yang ke-60 Tahun, Semoga kedepanya Astra semakin Giat lagi dalam Menginspirasi Negeri, Dan terus menjadi Pelopor Aktif Dalam Menyukseskan Bangsa dan Peduli terhadap Lapisan Masyarakat Khususnya pada Masyarakat Kecil yang ada di Pelosok - Pelosok Kota Hingga Desa, Baik dari Kontribusinya terhadap lingkungan Sehat, Sumber Daya alam ( SDM ) yang berkelanjutan, dan yang paling penting Selalu peduli terhadap pendidikan di seluruh Pelosok Negeri.

Sekali lagi Selamat Ulang Tahun Astra yang ke-60, Teruslah Menjadi Kebanggaan Bangsa. Salam Satu Indonesia!

*Artikel ini di ikut sertakan dalam Lomba Blog Anugerah Pewarta Astra 2017 : "Perjalanan Penuh Inspirasi 60 Tahun Astra"

2 Komentar untuk "Menempuh Perjalanan Panjang Penuh Lika - Liku Mengemban Kesan Bersama Astra"

  1. wah kyaknya benar" teliti nih bhasanya, semoga menang mas di lomba lomba ini salam blogger

    BalasHapus
  2. iya astra emg dri dlu pruduknya udh terkenal bnget, btw kren jg pembahasanya unik dan brkesan. good luck jngn lpa knbal

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel